Pencerahan Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3 Visi Guru Penggerak


         

    Salah satu tugas dalam Pendidikan Guru Penggerak dalam modul 1.3 Visi Guru Penggerak yaitu dapat menyusun visi yang dapat membuahkan perubahan signifikan dalam lingkup kelas maupun sekolah sendiri. "Bukan untuk mengganti visi sekolah yang telah dibuat melainkan untuk menciptakan prakarsa perubahan yang dirasa sangat penting dan segera diterapkan untuk mewujudkan perubahan di lingkungan sekolah kita." Begitulah kira-kira yang disampaikan oleh Instruktur Guru Penggerak Ibu Siti Luthfah dalam Ruang Elaborasi Pemahaman barusan.
        Ruang elaborasi yang berlansgung selama dua jam membuat semakin cerah pemahaman kami para Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 ini. Sejatinya seorang guru penggerak itu dapat menyusun sebuah visi yang menyentuh dan menggerakkan hati bagi pembacanya serta memerlukan kolaborasi untuk mencapainya. Guru Penggerak diharapkan mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
        Untuk membuat sebuah prakarsa perubahan dari visi yang telah disusun dapat menggunakan metode Inkuiri Apresiatif (IA) dan perlu menganalisis terlebih dahulu melalui Tahapan A-T-A-P serta menggunakan metode BAGJA.
           Metode Inkuiri Apresiatif ( IA ) adalah Pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan, fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi dalam mewujudkan visi. Jadi hal pertama yang dapat kita lakukan adalah menganalisis kekuatan atau aset apa yang dimiliki di diri kita sendiri, di sekolah, dan di rekan sejawat. Bukan menganalisis kelemahan dari suatu hal di sekolah dan berusaha untuk kita tingkatkan.
   Dengan melalui tahapan A-T-A-P yaitu Awal/Aset-Tantangan-Aksi-Pembelajaran dapat memudahkan kita dapat mencapai visi dan impian kita akan perubahan di sekolah. Seperti yang saya buat sebagai berikut :
1. Awal/Aset        : memiliki lahan kosong di pojok kelas, banyaknya buku-buku ensiklopedia dan
                                  modul, serta kreatifitas para guru dalam menghias ruang kelas.
2. Tantangan        : Rendahnya nilai literasi siswa pada rapor pendidikan tahun 2022, rendahnya
                                  pemanfaatan platform PMM oleh para guru, dan kurang kreatif dan kritisnya siswa
                                  dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat dalam mata pelajaran Bahasa
                                  Indonesia.
3. Aksi                    : Mendorong kolaborasi guru dan siswa dalam meningkatkan minat baca, guru
                                  menjadi contoh teladan dengan menggunakan sumber buku yang banyak, dan
                                  membuat pojok baca di setiap sudut kelas.
4. Pembelajaran    : Pentingnya meningkatkan minat baca buku pada anak sejak usia sekolah dasar
                                     demi terciptanya daya kreatifitas dan berpikir kritis sehingga terwujudnya siswa
                                     yang mandiri dan berwawasan kebhinekaan global.
      Setelah menganalisis A-T-A-P kita akan menemukan prakarsa perubahan apa yang sangat mencolok dan perlu dilakukan lebih dahulu untuk dijadikan sebuah kegiatan perubahan baik di lingkup kelas maupun sekolah. Dengan bantuan metode BAGJA maka prakarsa perubahan yang akan kita buat menjadi lebih terencana dan memudahkan untuk dicapai.
        Seperti video yang telah saya rangkum tentang tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3 Visi Guru Penggerak berikut ini :


            Terima kasih atas waktunya. Mohon umpan balik dari Bapak/Ibu semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Freewriting Perlu Insting, Apa itu ???

Trik Mengubah PTK atau Best Practice Menjadi Sebuah Buku