Sudahkah Kita Produktif dalam Menulis???
BERSAMA Dr. NGAINUN NAIM
MARI PRODUKTIF MENULIS !
Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
Pada pertemuan hari ini Pak Naim akan menyampaikan tentang KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS. Kunci itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan kita produktif dalam menulis, sesuai judul materi yang dibawakan. Kita bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak difungsikan. Keterlibatan di Grup Belajar Menulis ini ibaratnya untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional. Apa saja kunci menulis menurut Pak Naim, yuk kita simak!
KUNCI PERTAMA ADALAH MOTIVASI
Apa motivasi ?
Motivasi menulis bisa berupa :
[1] Motivasi karir
Menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi Bapak Ibu sekalian. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
[2] Motivasi materi
Menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
[3] Motivasi politik
Menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
[4] motivasi cinta
Menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
Nah, kita bisa memilih jenis motivasinya. Bisa juga menambah jenis motivasi di luar 4 yang telah disebutkan. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.
KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH
Pak Naim berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya, bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis—bagi Pak Naim—adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Beliau sangat yakin bisa menulis. Coba sekarang simak pengalaman menulis kita. Jika kita lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak bisa menulis. Terus yang dulu ribuan halaman itu apa yang ditulis? Maaf jika tersinggung.
Bayangkan, saat S-1 setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan 10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Kalikan 8 semester. Berarti kan sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi.
Jumlah halaman pasti bertambah jika lulus S2. Total halaman yang ditulis jika sampai lulus S2 kira-kira paling tidak 500 halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus kita buat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan—sekali lagi ribuan—halaman yang ditulis.
Sekarang mari kita urai mengapa masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan kesulitan menulis, antara lain :
[1] Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah
Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi. Sekali lagi mohon maaf jika ada yang kurang berkenan
[2] Tidak menulis karena dibuatkan orang lain
[3] Menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain
Misalnya mendapatkan bahan di google lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
[4] Begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan: BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.
Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.
KUNCI KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP
Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang bloger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan. Coba kita simak apa saja bentuk keajaiban yang beliau rasakan karena menulis.
[1] Mendapatkan banyak materi
Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royalti.
[2] Sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum
[3] Memiliki banyak teman
[4] Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan
[5] Tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.
KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI KELIMA: BERJEJARING
Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.
KUNCI KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.
Tapi--sekali lagi--kunci itu adalah alat. Tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat
Rangkuman Sesi Tanya Jawab
• Cara menyusun resume menjadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca, untuk masalah tanggal tidak perlu dicantumkan begitu juga bulan. Namun jika dicantumkan juga tidak apa-apa, tidak ada aturan baku. Bisa dilihat di blog Pak Naim di link: https://spirit-literasi.blogspot.com
(Pertanyaan dari Aam Nurhasanah – Lebak, Banten)
• Kriteria tulisan yang baik dan berkualitas itu (1) SELESAI DITULIS. Ini penting. Sebagus apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus. (2) Minim salah ketik atau salah teknis. (3) Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik. Jika ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.
(Pertanyaan dari Sri Budiarti – Bantul)
• Tips jitu agar bisa konsisten menulis dan produktif yaitu dengan awal membiasakan diri untuk dipaksa menulis, bangun komitmen untuk rutin menulis. Awalnya paksa, lama-lama akan terbiasa. Waktu yang pas untuk menulis, semua orang nemiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.
(Pertanyaan dari Sunaryo - SMPIT Madani Berau)
• Bagaimana cara menghiraukan nyinyiran orang karena kurang percaya diri dengan karya hasil tulisan sendiri, menurut Pak Naim adaa 4 jenis MALU dalam menulis:
(1) MALU untuk menulis. Tidak akan bisa menulis.
(2) MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang
(3) MALU sudah mulai hilang. Pokoknya nulis
(4) MALU TIDAK MENULIS
Kesimpulan
Menulislah terus sebanyak-banyaknya tanpa malu, jangan menyerah, karena menulis adalah anugerah.
Pacu terus motivasi dalam menulis walaupun awalnya harus dipaksa karena menulis memberikan keajaiban dalam hidup.
Profil Narasumber
Nama : Dr. Ngainun Naim
Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung, 19 Juli 1975
Alamat Kantor : IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.
Alamat Rumah : Desa Parakan RT 11 RW 04 Kecmatan/Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
No Telp.Kantor : 0355-321513
HP : 081311124546
e-mail : naimmas22@gmail.com
Riwayat Pendidikan Formal :
▪ SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988
▪ MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991
▪ MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994
▪ S-1 STAIN Tulungagung, lulus 1998
▪ S-2 Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.
▪ S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.
Terima kasih telah membaca
Salam Literasi
Gemar Membaca
Giat Menulis
#bjh
Semangat bu. Ibu sudah menulis he.. he.. 😊
BalasHapusIyaa.. ibu.. hehe.. semangat jugaa..
HapusSenang liat tampilan blognya. Isinya juga mantul. Berkunjung ya ke blog https://nurainiahwan.blogspot.com
BalasHapusSiap ibu sudah saya kunjungi..
HapusMari produktif dalam menulis
BalasHapusSiap om jay.. terimakasih sudah mampir..
HapusSudah mampir. Blognya keren. Tulisannya mengalir lancar
BalasHapusTerima kasih kunjungannya..
HapusKeren blognya ... meriah dan rapi
BalasHapusTerimakasih sudah mampir ibuu...
HapusTerimakasih...kuncinya sangat bermanfaat...
BalasHapusKunjungi blog saya
dwimulyantiskaneka.blogspot.com
Sama² ibu, terima kasih sudah mampir.. Siaap walking ke blog ibu..
HapusKeren...
BalasHapusTerimakasih sudah benrkunjung ibu .
HapusMasyallah . Mantul bu . 💞
BalasHapusSalam literasi ibu
Terima kasih ibu sudah mampir.. Salam literasi... 🥰
Hapusresumenya keren
BalasHapusTerima kasih ya atas kunjungannya..
Hapus