Perjalanan Sebuah Buku




Malam hari ini akan menjadi menarik karena pembahasan dilakukan secara rekaman langsung dari sang narasumber yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni. Bersama Pak Joko akan dikupas tuntas tentang perjalanan sebuah naskah hingga terbit menjadi sebuah buku.

Sejatinya semua orang bisa menulis. Jika hanya menulis, semua orang juga bisa menulis sebuah buku. Akan tetapi bagi penulis yang ingin mempeoleh nilai lebih maka mereka akan menerbitkan tulisannya pada sebuah media massa, media harian, maupun media buku.

Begitu juga seorang guru yang bisa dikatakan sebagai akademisi atau pendidik, dapat menerbitkan tulisan-tulisannya menjadi sebuah buku. Dan biasanya publikasi tulisan itu memiliki tujuan tertentu. Ada empat jenis tujuan menerbitkan buku, yaitu :
1. Orientasi pada profit 
Ingin mendapatkan royalti dalam bentuk uang yang besar dan banyak.
2. Nirlaba/Pengabdian 
Merasa hidupnya harus berarti dan bermanfaat bagi orang lain, maka akan menulis.
3. Branding / Promosi
Biasanya memiliki tujuan untuk dipilih menjadi ketua atau untuk memenangkan pilkada dan untuk promosi diri.
4. Memenuhi regulasi/akreditasi
Biasanya guru dan dosen sangat bersemangat membuat sebuah buku untuk memperoleh angka kredit kenaikan pangkat.

Perhatikan gambar berikut !

Terkait dalam tulis-menulis sekarang, kira-kira dimanakah tingkatan kita sekarang dalam menulis?

Jika kita memilih tangga kedua "I can't do it", sepertinya tidak mungkin, karena sejatinya seorang guru rata-rata sudah menempuh pendidikan sarjana dan tentunya sudah pernah menyusun sebuah laporan bahkan skripsi. Nah itu sebenarnya keterampilan tulis-menulis telah tercapai, sudah dapat dikatakan bisa menulis. Tetapi belum berkembang dan belum muncul produk baru karena mungkin ada permasalahn yang salah satunya sifat malas.

Semoga kita menginginkan posisi di tangga tingkatan paling atas yakni akan menulis dan berhasil menerbitkan sebuah buku. (Aamiin...)

Ekosistem Industri Buku

Kata industri merujuk pada kata ekosistem. Ekosistem berasal dari ekonomi yang berarti berkaitan dengan uang. Penerbit itu perusahaan yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan untuk keperluan semua karyawanya. Penerbit bukanlah lembaga nirlaba yang tidak menginginkan keuntungan. Penerbit  tidak akan sembarangan dalam menerbitkan buku. Buku yang diterbitkan haruslah laku di pasaran.



Gambar diatas adalah 4 komponen penerbitan buku
1. Pembaca
merupakan pasar atau pembeli.
2. Penulis
Penulis akan mendapatkan 10% dari hasil penjualan
3. Penerbit
Penerbit memperoleh 70% dari hasil penjualan, akan tetapi menanggung semua biaya seperti ongkos produksi, SDM, promosi, dll. Jika dihitung bersih hanya memperoleh keuntungan sebesar 2% saja.
4. Penyalur
Distributor minimal memperoleh 30% dari hasil penjualan

Pelaku industri itu ada tiga yaitu penulis, penerbit, dan penyalut. Dari ketiganya mungkin yang memperoleh keuntungan terbesar, kita pasti  akan berpikir penerbit. Padahal keuntungan bersihnya hanya 2-3% saja dari satu judul buku. Akan tetapi penerbit bisa bertahan lama, kenapa? karena penerbit sudah menerbitkan ribuan judul buku jadi pengali keuntungannya banyak. Berbeda dengan penulis yang memperoleh 10% royalti tapi hanya dari satu judul buku saja. Ketika buku tidak laku dipasaran, yang akan rugi adalah penerbit sedangkan penulis hanya berkurang royaltinya saja.

Penghambat Pertumbuhan Industri Penerbitan

Banyak masalah-masalah yang timbul dalam menerbitkan sebuah karya buku maupun tulisan lainnya. Sebenarnya literasi bangsa kita masih sangat tertinggal jauh dari bangsa lain. Hal ini disebabkan oleh 3 hal yaitu :
1. Minat Baca
Minat baca yang lebih rendah dari pada minat menonton baik televisi maupun youtube. Coba cek sisa waktu kita dilakukan untuk apa saja ?
2. Minat Tulis
Kita cenderung memilih minat berbicara atau mengobrol. Jika cerita atau mengobrol berjam-jam kita akan kuat. Tetapi jika diminta untuk menuliskannya, kita merasa sulit menuliskan kata per katanya. Kita aka terpatah-patah dan merasa susah. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya kita sebenarnya lebih ke budaya oral atau ngomong. Oleh karena itu kita harus mulai belajar mengalimatkan dengan tulisan dari apa yang kita pikirkan tidak sekedar menceritakan saja.
3. Apresiasi Hak Cipta
Banyak yang kurang menghargai hak cipta orang lain, seperti : memfotocopy buku, dibajak, bahkan ada e-book yang ilegal.

Proses Naskah Menjadi Sebuah Buku

Misalnya kita sudah mempunyai sebuah naskah dan ingin diterbitkan menjadi sebuah buku. Maka langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :
1. Mengirimkan naskah ke penerbit
Lebih baik mengirim naskah dalam bentuk hardcopy(fotocopy) karena jika naskah masih softcopy dan berpindah tangan ditakutkan akan disalah gunakan orang lain.
2. Penilaian naskah
Penerbit akan menilai dan mereview naskah yang sudah dikirim. Bukan untuk menghakimi atau merendahkan naskah tetapi hanya ingin mengevaluasi apakah naskah tersebut laku tidak dipasaran. Ketika naskah ditolak penerbit maka penulis jangan mengeluh. Penerbit juga bisa salah dalam memilih naskah, akan tetapi penerbit sudah memiliki beribu pengalaman dalam menerbitkan sebuah buku jadi sudah paham betul model seperti apa yang diminati pasar.
3. Naskah diterima
Maka akan diminta softcopy lengkap dan menandatangani perjanjian.
4. Edit naskah
Dimana naskah akan diedit oleh para editor yang ada di penerbit bersangkutan. Jadi penerbit tidak akan menolak naskah hanya karena kesalahan kalimat ketikan. Naskah akan diedit ulang oleh editor sehingga akan lebih enak dibacanya.
5. Setting naskah
Disini dilakukan pembuatan setting cover yaitu judul buku yang akan terlihat paling depan. Judul biasanya usulan penulis dan dimodifikasi oleh penebit agar lebih memiliki harga jual. Buku-buku di toko buku itu diwrapping sampul plastik dengan rapi sehingga tidak bisa dibaca sebelum kita membelinya. Jadi buatlah judul yang menarik dan menumbuhkan minat baca pembeli. Judul, cover, dan sinopsis buku merupakan unsur penting. Buatlah dengan sempurna untuk menjual nilai buku kita.
6. Proof penulis
Penerbit akan mengirimkan naskah yang telah dicetak sebanyak 1 buku dan dikirimkan kepada penulis untuk dilakukan koreksi akhir agar ketika dicetak oleh penerbit tidak ada kesalahan yang fatal. Kemudian dikirim kembali ke penerbit.
7. Cetak buku dan distribusi
Buku mulai cetak dan dijual di pasaran.

Ciri-ciri Penerbit yang baik
1. Memiliki visi dan misi yang jelas'
2. Memiliki bussines core lini produk tertentu
3. Pengalaman penerbit
4. Jaringan pemasaran
5. Memiliki percetakan sendiri
6. Keberanian mencetak dalam jumlah besar
7. Kejujuran dalam pembayaran royalti


Apa yang penulis peroleh ??

Setelah kita berhasil membuat tulisan dan terbit diedarkan keseluruh Indonesia bahkan dunia, maka akan memperoleh beberapa hal seperti :
1. Peningkatan finansial
Penulis akan memperoleh royalti sebesar 10% dari setiap penjualan sebuah buku. Misalnya jika laku 5000 eksemplar dalam satu semester dengan harga buku Rp 100.000 maka akan memperoleh royalti sebesar Rp 50.000.000. Jika kita menulis banyak judul dan laris dipasaran maka akan lebih banyak lagi royalti yang masuk ke kantong kita.
2. Peningkatan karir
Kebutuhan peningkatan status jabatan dan peluang karir. Bagi guru untuk keperluan naik pangkat karena mendapatkan poin angka kredit.
3. Kepuasan batin
Jika sudah tidak butuh peningkatan finansial maupun karir, maka pasti manusia akan memiliki kepuasan batin. Ketika buku kita terpajang di toko buku dan terdapat nama kita maka betapa angga kepuasan batin kita.
4. Reputasi
Dengan buku yang kita terbitkan setidaknya pembaca akan mengenal kita dan reputasi kita pun akan naik. Bahkan jika kita dipanggil untuk mengisi acara di televisi, radio, dan lain lain maka akan semakin banyak orang yang mengenal kita.

Sistem Penilaian di Penerbitan
Menulislah buku yang diterima oleh penerbit. Bagaimana caranya ???
Ada 4 hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Peluang Potensi Pasar
Bobot penilaian ini adalah 50%. Agar penerbit sukses maka buku yang beredar haruslan sesuai dengan potensi pasar yang ada saat ini.
2. Keilmuan
Dengan bobot penilaian 30%
3. Editorial
Bobotnya 10%
4. Reputasi
Walaupun hanya berbobot 10% akan tetapi reputasi penulis dapat langsung mendobrak peluang potensi pasar yang ada bahkan merubahnya 100%.


Seperti apa naskah yang bisa diterbitkan??

Ada empat kuadran jenis naskah yang bisa diterbitkan yaitu:
1. Tema Tak Populer dan Penulis Populer
Naskah ini biasanya ditulis oleh sosok yang sudah terkenal, misalnya Bapak Jokowi. walaupun tema yang ditulis tidak populer tetapi akan tetap lari dipasaran karena keingintahuan pembaca akan sosok Beliau.
2. Tema Populer dan Penulis Populer
Kuadran ini paling bagus dan impian penerbit karena penjualan bukunya nanti pasti akan laris manis dan keuntungan pun akan besar.
3. Tema Populer dan Penulis Tak Populer
Untuk penulis pemula seperti kita yang belum pernah menerbitkan sebuah buku, sebaiknya berada pada kuadran ini. Walaupun penulis belum populer, carilah tema yang populer sehingga akan tetap diterbitkan bukunya.
4. Tema Tak Populer dan Penulis Tak Populer
Jika mengikuti kuadran ini maka buku tak akan terbit karena tidak akan laku dipasaran.

Untuk mengetahui populer tidaknya sebuah tema, kita dapat mencari informasinya dengan membuka google trends. Tema yang selalu laris dipasaran adalah buku teks pelajaran karena akan digunakan terus-menerus di tiap semesternya. Dan untuk saat ini bidang informatika sedang marak-maraknya diminati di pasaran, yaitu seputar big data, internet of things, dan robotika.

Sedangkan untuk mencari populer atau tidaknya seorang penulis dapat dilihat di goggle cendekia atau goggle scholar. Guru dan dosen yang mempunyai akun di situs tersebut akan lebih disukai karena karya tulisnya sudah diuji oleh pasar dunia dan jumlah sitasi yang dikutip oleh orang lain sudah diakui. Tinggal ketikan saja nama penulis lalu akan muncul rekam jejaknya.

Kategori Naskah Dasar Penentuan Oplah
Oplah adalah jumlah cetakan pertama yang dikeluarkan penerbit. Ada empat kuadran seperti gambar di atas.
1. Marketnya sempit dan lifecycle panjang
Meskipun bukunya sudah berumur sekian tahun dan tidak diperbarui atau direvisi tetapi akan tetap laku, misalnya uku kimia, matematika, fisika, dan anatomi. Ilmu dalam buku tersebut akan sama tidak akan berubah. Bahkan jika penulisnya sudah meninggal dunia pun, royaltinya akan diwariskan kepada anak cucunya.
2. Marketnya Lebar dan lifecycle panjang
Pada kuadran ini;ah yang sangat diharapkan karena akan tetap laris sepanjang masa dan tidak akan basi. Misalnya kamus dan insklopedia.
3. Market lebar dan lifecycle pendek
Sebagai pemula pilihlan kuadran ini yang marketnya lebar.
4. Market sempit dan lifecycle pendek
Kuadran ini pasti akan ditolak, contohnya Buku yang menceritakan Tsunami Aceh.

Kategori Penulis

Ada 4 kuadran jenis penulis yang berpengaruh pada produktivitas dan kualitas. Penulis yang idealis adalah penulis yang tidak butuh uang, biasanya para guru besar yang menulis hanya untuk branding atau peninggalan anak cucu.
Sedangkan penulis yang industrialis adalah penulis yang mata duitan yang menginginkan uang banyak. Semuanya tidak salah, akan tetapi yang paling disukai penerbit adalah gabungan keduanya. Seorang penulis yang idealis sekaligus industrialis, tidak mengabaikan mutu dan tetap produktif.

Level Materi dan Lebar Pasar

Menulislah buku yang digunakan banyak orang. Contohnya buku informatika karena akan dgunakan oleh semua lapisan mulai dari SD hingga SMA. Janganlah menulis buku yang ilmunya tinggi tetapi pasarnya sempit seperti buku untuk mahasiswa doctoral atau mahasiswa S2 karena mahasiswanya sedikit. Penerbit hanya mempertimbangkan laku atau tidaknya buku.


Rangkuman Tanya Jawab

1. Pertanyaan dari Ibu Sri - Gelombang 12
Bagaimana kriteria penerbit dalam menilai tulisan itu populer atau tidak ?
Buku yang tidakm digunakan secara pasti di kampus atau di sekolah disebut dengan buku populer. Sedangkan buku-buku yang digunakan di sekolah itu buku teks. Biasanya buku populer disajikan dengan bahasa-bahasa yang renyah dan tidak begitu baku.

2. Pertanyaan dari Bapak Andy Muhtadin - Beltim Babel
Berapa lama waktu jawaban yang diterima atau ditolaknya sebuah naskah setelah dikirim?
Tergantung dari loginitas dan loudnya, jika naskah yang masuk ada 1500 naskah maka waktunya bisa mencapai 1 bulan. Tetapi jika sudah ada pesanan dengan jumlah banyak maka akan dipercepat keputusannya.

3. Pertanyaan dari Ibu Lilis - Majalengka
Bagaimana sistematika penulisan untuk buku teks?
Untuk buku teks pasti ada aturannya untuk dinilai oleh dikti. Biasanya sebanyak 200 halaman. Strukturnya bukan seperti modul karena modul berbeda dengan buku teks.

4. Pertanyaan dari Ibu Dyah Sari - Banyuwangi
Kenapa buku teks SMK sulit sekali ditemukan di toko buku ? Apakah penerbit kurang tertari atau guru SMK tidak produktif membuat buku ?
Penerbit Andi sangat banyak menerbitkan buku-buku SMK Akuntansi. Buku-buku teks jarang dijual di toko buku karena sudah directselling ke sekolah melalui siplah. Guru SMK memang belum banyak yang menulis buku teks, sangat diharapkan untuk lebih produktif lagi.

5. Pertanyaan dari Ibu Yohana - NTT
Untuk satu kali cetak buku itu berapa eksemplar? Dan berapa biaya yang haris dikeluarkan? Bagaimana jika tulisan kita ditolak, apakah bisa diperbaiki dan dikirim ulang kembali?
Penerbit Andi tidak memungut biaya kepada penulis. Penulis malah akan mendapatkan uang dari hasil royalti. Jadi cetakan pertama tergantung dari banyaknya pasar. Biaya kirim tergamtung pembelinya siapa dan jumlahnya berapa. Biaya kirim bisa dari penerbit atau pembeli dan tidak dibebankan kepada penulis. Penulis hanya mengirimkan naskah kemudian setiap 6 bulan sekali akan menerima royalti.

6. Pertanyaan dari Ibu Aam Nurhasanah - Lebak Banten
Bagaimana tips agar naskah yang kita buat bisa langsung diterima oleh penerbit ?
Penerbit berhak menolak naskah dengan alasan yang subjektif. Jika ingin diterima langsung harus ada mou dengan lembaga sebelumnya dan syarat ketentuan yang berlaku. Seperti naskah-naskah yang akan diajukan oleh anggota grup menulis ini insya allah tidak akan ditolak karena sudah ada perjanjian sebelumnya dengan Om jay.

7. Pertanyaan dari Ibu Rachmi - Banyuwangi
Bagaimana potensi pasar e-book dibanding dengan buku-buku cetakan, apakah ada perbedaan menerbitkannya ?
Sistem penerbitan buku cetak dengan e-book sangat berbeda. Memasuki masa transisi seperti ini buku fisik akan segera digantikan dengan buku elektronik, walaupun sekarang masih sama dengan buku fisik hanya dijadikan file pdf. Tetapi sebenarnya buku elektronik nanti akan berkembang menjadi berbentuk e-pad yang di dalamnya terdapat animasi, link video, gambar tiga dimensi, bahkan berisi virtual reality.

8. Pertanyaan dari Bapak I Nengah Suradya - Bali
Pada saat pandemi ini, buku apa yang best seller ? Judul-judul jenis apa yang diharapkan penerbit untuk memenuhi mangsa pasar ?
Ada 4 kriteria buku best seller pada masa pandemi ini, antara lain :
a. Emphatis Society
Dengan banyaknya korban nyawa akibat covid-19 melahirkan masyarakat baru yang penuh empato, welas asih, dan sarat solidaritas sosial.

b. Go Virtual
Dengan adanya covid-19 konsumen menghindari kontak fisik manusia dan beralih menggunakan media virtual/digital.

c. Bottom of The Pyramid
Konsumen ergeser keinginannya dari puncak piramid yaitu aktualisasi diri ke dasar piramid yaitu makan, kesehatan, dan keamanan jie]wa-raga.

d. Stay at Home Lifestyle
Gaya hidup baru tunggal di rumah dengan aktivitas working-living-playing karena adanya social distancing.


9. Pertanyaan dari Hesty - Lombok
Apakah Penerbit Andi hanya meneritkan buku ajar saja ?
Tidak, Andi menerbitkan buku apa saja. Tinggal kirimkan saja naskahnya, kemudian ditanya langsung prosesnya sampai dimana pada editor yang bersangkutan.


Kesimpulan



Semoga dengan adanya materi dari penerbit langsung tidak akan ada lagi kesalahpahaman tentang penerbitan sebuah buku.

Segeralah menulis, apapun yang terjadi kirimkan kepada penerbit dengan segala resiko sehingga kita akan banyak belajar.


Profil Penulis

Nama : Joko Irawan Mumpuni
HP : 0812-2739-971
Email : jmumpuni@gmail.com
Fb : jokomumpuni@gmail.com
Twitter : @jokomumpuni
Jabatan :
1. Direktur Penerbitan, Penerbit ANdi.
2. Ketua 1, IKAPI DIY.
3. Penulis Buku Bersertifikat BNSP
4. Asesor BNSP.


Wassalamualaikum wr. wb.

Semoga bermanfaat, Salam literasi.

Gemar Membaca
Giat Menulis

#bjh

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polemik Batasan Usia PPDB Jakarta

NGEBLOG BIKIN BEKENZ

Segudang Pengalaman Pak Dedi Dwitagama