Optimisme Guru Hadapi New Normal
Seperti
biasa Senin malam pukul 19.00 WIB menjadi jadwal Belajar Menulis Bersama Om
Jay. Sudah sejak sore hari Mr.Bams selaku pengurus kelas menulis sudah
menyebarkan link untuk mengisi absensi daftar hadir. Saya pun sudah mengisinya.
Namun hingga waktunya tiba pukul 19.00 WIB belum juga dimulai kelas yang biasa
dipandu oleh Ibu Fatimah sebagai moderator. Bolak-balik saya buka chat di
whattsapp pun belum ada. Sampai akhirnya baterai hp saya mati dan saya charge. Pikir
dalam hati mungkin Bapak Agus Sampurno telat atau berhalangan hadir. Malam pun
terlewati dengan begitu saja.
Hingga
saat pagi tiba, saya aktifkan hp dan sudah ada puluhan chat di grup menulis. Ternyata
malam tadi Bapak Agus Sampurno memberikan tugas kepada peserta yaitu Tantangan
Menulis di Blog dengan jumlah 150-300 kata, pilihan judul antara lain:
1. Tiga Hal Manfaat Dari Kegiatan
di Grup Belajar Menulis
2. Tiga Cara Guru Tetap Optimis di
Masa New Normal
3. Tiga Salah Paham Guru Mengenai
Kegiatan Penelitian
4. Tiga Cara Mudah Guru Memberikan
Contoh Kedisiplinan
5. Tiga Resep Sukses Guru yang
Pendiam dalam Mengelola Kelas
Tidak banyak berpikir saya
langsung mengambil judul yang kedua untuk saya tulis di blog pribadi karena
ingin segera melunasi tugas malam senin tadi.
Seperti inilah yang bisa saya
tuliskan.
Optimisme Guru di Masa New
Normal
Tiga
bulan sudah berlalu masa dimana kegiatan belajar mengajar di sekolah berubah
drastis menjadi daring atau dalam jaringan. Sedikit memaksa memang, karena hal
yang tidak biasa akan cukup sulit dilakukan dan diterapkan. Ini semua gara-gara Covid-19 ?!? Mungkin ini
lah hikmah dari adanya Pandemi Virus Covid-19, untuk kita para guru
menjadi lebih menggali potensi diri
sendiri dalam menguasai kecanggihan teknologi saat ini. Yang mungkin saja
dahulu kita sedikit abai dengan kecanggihan teknologi yang ada, sekarang mau
tak mau kita akan selalu bersentuhan dengannya.
Seperti
tema yang diangkat oleh Mendikbud Nadiem Makarim dalam Hardiknas 2020 lalu
yaitu “Belajar dari Covid-19”. Dengan Covid-19 seluruh pemangku kepentingan
belajar banyak hal baru dalam proses pembelajaran. Guru, siswa, dan orang tua
menyadari bahwa pendidikan bukan hanya hal yang dilakukan di sekolah. Pendidikan
yang efektif membutuhkan kolaborasi dari tiga pihak ini. Para guru hadir dengan
terobosan baru yang sangat ramah dengan teknologi. Pembelajaran diberikan
kepada siswa dengan konten modul, video, kuis, serta dilengkapi dengan
pertemuan daring guru dan siswa secara berkala.
Sekarang
imbauan untuk berdiam di rumah saja (stay at home) berganti menjadi ajakan
untuk berdamai dengan virus corona. Lebih dikenal dengan The New Normal, yang
artinya kegiatan ekonomi, pendidikan, maupun sektor-sektor lain dalam kehidupan
sudah dipersiapkan agar bisa kembali bergeliat tapi dengan modifikasi tertentu
agar penyebaran penyakit ini bisa tetap berkurang. Walaupun demikian kita tetap
tidak bisa melakukan semua kegiatan seperti sebelum pandemi terjadi karena
virus corona masih tetap ada.
Ubahlah
pola pikir kita dari angan-angan, “Kalau corona selesai, saya akan melakukan
...” Terimalah kenyataan bahwa pandemi ini tidak benar-benar berakhir hingga
vaksin Covid-19 ditemukan. Jika melihat perkembangan penelitian di seluruh
dunia, para ahli memprediksi vaksin corona baru akan ditemukan paling cepat
pertengahan tahun 2021. Tetapi kita sebagai guru harus tetap optimis dalam
memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada anak didik kita. Pada New
Normal yang terpenting adalah keamanan, kesehatan, dan keselamatan. Kalau daerahnya
sudah aman, sekolah aman, dan komunitas sekolah aman, maka kegiatan tatap muka
baru boleh dilaksanakan.
Tiga Cara Guru Tetap Optimis di Masa New Normal
1. Guru harus mengadakan
kesepakatan dengan orang tua siswa
Kesepakatan
ini bisa tentang bentuk pembelajaran yang akan digunakan, apakah daring,
luring, tatap muka untuk zona hijau, atau kombinasi dengan daring. Termasuk membahas
waktu pembelajaran dan konsistensi kesanggupan orangtua untuk mendampingi
anaknya belajar. Walaupun berada di zona hijau, bila ada orang tua yang tidal
setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah, maka sebaiknya guru melanjutkan
kegiatan belajar dari rumah. Pada masa belajar di rumah, peran orangtua lebih
besar dari sebelumnya, untuk itu guru dan orangtua harus memiliki persepsi dan
rencana yang sama dalam melakukan pendidikan untuk anak.
2. Guru membuat perencanaan
pembelajaran adaptif
Normal baru bukan sekedar belajar dengan memakai masker. Guru juga harus menyiapkan dengan matang pembelajaran yang akan dilakukan. Pilihlah model dan perencanaan yang sesuai. Jika biasanya dalam satu hari memuat beberapa muatan pelajaran dalam jangka waktu kurleb lima jp, maka di masa new normal baru rancangannya berbeda.
Guru tidak hanya dituntut untuk memberikan pembelajaran sesuai kurikulum, namun juga memberi pembelajaran bermakna dengan tetap mempertimbangkan berbagai aspek yang tidak membebani siswa dan orang tua siswa. Persiapkan apa yang akan dilatihkan kepada siswa, cara membelajarkan, media komunikasi yang digunakan, waktu, sumber belajar, sampai alat penilaian yang akan digunakan.
Guru tidak hanya dituntut untuk memberikan pembelajaran sesuai kurikulum, namun juga memberi pembelajaran bermakna dengan tetap mempertimbangkan berbagai aspek yang tidak membebani siswa dan orang tua siswa. Persiapkan apa yang akan dilatihkan kepada siswa, cara membelajarkan, media komunikasi yang digunakan, waktu, sumber belajar, sampai alat penilaian yang akan digunakan.
Pembelajaran
normal baru adalah perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang tidak hanya
berpusat pada siswa dan guru, tetapi juga orang tua. Tidak sedikit orang tua
yang merasa kewalahan dalam membantu belajar anaknya, bukan hanya dari segi
materi namun juga pada akses dan kemampuan orang tua dalam menggunakan
teknologi. Disinilah perlunya guru ikut membantu melatih orang tua sehingga
mereka bisa mendampingi belajar anaknya di rumah.
3. Guru dan warga sekolah senantiasa
menjaga kebersihan dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan
Penyediaan
sarana dan prasarana harus dipersiapkan dengan matang demi berjalannya kebijakan
new normal pendidikan. Pihak sekolah harus menyediakan sabun cuci tangan di
setiap keran masing-masing kelas dan masker. Membersihkan lingkungan sekolah
dengan menyemprotkan disinfektan. Menjalin kerja sama dengan dinas kesehatan
dan meminta tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan siswa setiap
minggunya. Membuat jadwal guru yang akan mengontrol social distancing siswa
selama dalam kawasan sekolah. Menyusun jadwal pembelajaran pagi dan siang untuk
mengurangi kepadatan jumlah siswa di kelas.

![]() |
Demikian
tiga cara menurut saya yang harus guru lakukan dalam menghadapi Masa New Normal nanti. Hal yang
paling penting dari semuanya adalah selalu berpikir positif dan bahagia agar semua bisa kita lalui
dengan baik.
Semoga
bermanfaat, Salam Literasi !
Wassalamualaikum
wr. wb.
Bogor, 23 Juni 2020
*BJH*
Keren
BalasHapusMakasihh ibuu... Asiikm ada tmn blogger juga.. hehe
HapusWah.. Bagus sekali bu. Lanjutkan...
BalasHapusSiap buu lanjutkan..
HapusTerima kasih menginspirasi z
BalasHapusBagus banget...
BalasHapusTerima kasih ibu..
HapusBetul bu, agar bahagia kita harus selalu berpikir positif ...
BalasHapusIya ibu...
Hapus